Malam makin larut, begitu juga kegelisahan Yogi yang terus berlarut-larut. Gelisah dengan ucapan istrinya yang mengandung berbagai macam pertanyaan. Namun, istrinya juga tak menunjukkan kemarahan apapun. Yogi mengeratkan pelukannya sampai Yura terusik. Sayup-sayup Yura membuka matanya. "Ada apa, Pak?" tanya Yura pelan. "Aku pengen!" ucap Yogi. Yogi hanya sekedar memancing. Kalau Yura tidak mau, itu tandanya Yura sedang marah. "Yaudah cepet, bapak awali!" jawab Yura. "Kamu mau?" Yogi melotot kaget. "Iya." Yogi menindih tubuh istrinya. Bersiap menerkam istrinya sekarang juga. Namun tiba-tiba perasaan Yogi makin kalangkabut. Kenapa ia tidak bisa menerka kemarahan istrinya? Namun raut wajah Yura berbeda seperti biasanya. "Gakpapa? Kamu gak keberatan?" "Kenapa keberatan? Aku cuma

