Mendengar Lingga mengatakan kalau Qai telah dipecat dari Glory, seketika membuat Willa bisa bernapas lega. Setelah ini, tidak akan ada lagi orang rendahan yang akan menggerogoti harta kekayaan mereka dan hanya menjadi benalu demi mendapatkan kehidupan mewah. “Si Alina itu ternyata pintar juga,” decih Willa ketika baru masuk ke dalam mobil setelah keluar dari rumah sakit. Sudah ada putra semata wayangnya yang duduk di sebelah dan sibuk menatap ponselnya. “Dia nyuruh anaknya masuk ke Glory, dan dengan diam-diam dia pasti mau mengambil keuntungan dari sana.” Lingga mengambil napas lalu membuangnya dengan perlahan. Menoleh pada sang mama sembari meletakkan ponselnya ke dalam saku kemeja. “Sudahlah, Ma. Gak usah lagi Mama repot-repot memikirkan dia. Alina juga sudah gak ada dan kita juga suda

