An Lu sibuk memindahi pot di teras depan. Memang tak ada kerjaan, jadi dia ingin merubah pemandangan saja. Setelah pot berada sesuai dengan pemandangan mata, dia mengambil sapu dan membersihkan teras yang hampir dua minggu ini tak pernah dibersihkan. Di dalam rumah kontrakan, tepatnya di ruang tamu, Fuxiang menatap awas ke bukit yang memang terlihat dari kontrakan. Tempatnya agak jauh, tapi untuk bangsa mereka, tetap bisa terlihat. Fuxiang beranjak dari duduk, melangkah keluar dan fokus menatap seorang lelaki di dalam hutan sana yang sejak beberapa jam tadi hanya memerhatikan An Lu. Merasa jika Fuxiang menyadari keberadaannya, Siwen melompat, berubah menjadi anjingg besar dan berlari pergi. “Paman Fuxiang!” teriak An Lu, memukul kaki Fuxiang yang tak sengaja menggeser pot bunga. “Singk