Steve tersenyum lalu mencium bibir Kanaya, ia meletakkan sepotong sandwich di antara giginya, lalu membiarkan Kanaya mengambilnya dari mulutnya. Naya tersenyum lalu mulai mendekat mengambil potongan roti isi tersebut dan mengunyahnya. “Mau lagi?” tawar Steve. Kanaya mengangguk. “Ya, aku mau.” Steve pun mengambil satu buah Cherry, dan menaruhnya diantara dua bibirnya, Kanaya mengerti maksud Steve, ia pun mendekat lagi, mengambil buah Cherry itu dari mulut suaminya. Steve memasukkan buah itu ke dalam mulut Naya dengan bibirnya, lalu Naya mengunyahnya. “Anak pintar. Sayangnya kita terburu-buru, ada yang harus aku tunjukkan kepadamu, sehingga kita tidak bisa bermain lama-lama sekarang,” ujar Steve. Kanaya mengerlingkan mata. “Baiklah, kita pergi sekarang, Sayang.” Setelah itu Steve