Steve mengajak Kanaya pulang. Diperjalanan Kanaya terus saja mendiamkan Steve. Meskipun ia memaafkan suaminya, tapi masih segar dalam ingatnya, kala Steve marah kepadanya, dan menerima perlakuan manis dari wanita yang bernama Merry.
Rasanya Naya seolah tidak ingin berbicara dulu dengan suaminya itu. Tapi, seorang Kanaya selalu luluh dan sulit mengabaikan pria yang sejak kecil ia cintai itu.
Steve melirik sekilas ke arah Naya, ia sepertinya paham, kalau Naya masih merasa kesal terhadapnya.
“Baby. Kamu kok, diam aja?” tanya Steve.
Kanaya bergeming tidak menjawab.
“Nay? Kamu katanya udah maafin aku,” ucap Steve sambil menggenggam telapak tangan Kanaya.
“Ya, aku Cuma butuh waktu.” Naya melepaskan genggaman tangan suaminya.
Steve menarik napas dalam-dalam, ia menggaruk keningnya sembari
