Kanaya, aku bertekad jika nanti aku bertemu lagi denganmu, dan kamu masih dalam keadaan suamimu belum ingat siapa kamu. Aku yakin, kamu adalah jodoh yang Tuhan pilihkan untukku. Untuk saat ini aku pergi, aku menjauh dari mu, aku berharap kamu bahagia. Jika kamu tidak bahagia, aku merasa memiliki hak untuk terus mencintai kamu. Semoga kamu tidak keberatan dengan apa yang menjadi pemikiran, dan perasaanku ini.
Ronald ~
Steve meremas kertas itu. Dia sendiri tidak tahu, kenapa dia sampai semarah itu. Dia bukan hanya marah dengan Ronald, dia juga marah dengan Kanaya. Steve cukup lama duduk berdiam diri di depan ruangan rawat Kanaya. Steve berusaha menghilangkan rasa kesalnya. Tapi tetap saja, dia malah makin kesal dengan Kanaya.
"Aku benci merasakan perasaan yang seperti ini!!" ucapnya den
