"Pak, kita mau ke mana? Kok kita ke tempat sepi begini, sih?" tanya Nadhira. "Bukannya kamu suka kalau bersama orang yang kamu sukai di tempat yang hanya ada kamu dan orang itu?" Steve tersenyum, tangannya dengan ringan mengusap helaian rambut Nadhira dengan lembut. "Ma-maksud Bapak? Apa, Bapak tau kalau saya menyukai Bapak?" "Semua mata yang melihat, rasa tau. Bahkan istri saya saja tau, 'kan?" Di situ Nadhira terlihat gugup. Mungkin dia agak ragu sekaligus bingung ada apa dengan sikap Steve yang mendadak berubah. "Well, sebenarnya saya juga merasa terganggu di awal." Steve tak menyerah, dia tau ada keraguan, sekaligus rasa curiga di tatapan mata Nadhira. "Maksud Bapak?" "Tapi saya makin ke sini makin ngerasa, boleh juga bermain dengan kamu. Tapi ..." "Tapi?" "Kalau kamu