Kanaya dituntun oleh Steve berjalan menuju tempat parkir. Langkah kakinya mulai gontai, dia terus kepikiran, kenapa bisa? jadi, apa maksud semua ini? apa hubungan yang sebenarnya antara dia, Air, dan juga Rose dengan kedua orang tuanya yang telah meninggal dunia. Belum lagi, tentang mimpi seorang laki-laki yang berdarah-darah mendatanginya. Kanaya tak habis pikir, dia juga selalu merasa bersedih setiap kali kepikiran tentang hal itu. "Ah! Astaga..." rintih Kanaya saat dadanya terasa berdenyut, nyeri sekali. Dia menyentuhnya dan tanpa terasa dia sudah menangis tersedu-sedu sendiri. "Baby. Tenanglah, hei, kenapa kamu sampai seperti ini?" Kanaya sendiri tidak tahu, dia hanya bisa menggeleng, kemudian Steve memeluk istrinya lalu menggendongnya, membawa ke dalam mobil. Kanaya lemas, dia h