Steve segera membawa Kanaya masuk ke dalam mobilnya. Saat itu Kanaya terlihat gelisah, dengan kaki yang tidak bisa diam. “Nay! Apa yang kamu minum?” tanya Steve sambil menyentuh kedua pipi istrinya. Kanaya terengah-engah, ia tak menjawab perkataan suaminya, yang dirasakannya hanya tubuhnya memanas, bagian bawahnya terasa begitu basah dan berkedut tidak karuan. “Hosh ...” Napasnya terus menggebu, ia menyentuh kedua pipi suaminya, lalu mengecup bibir Steve dengan begitu rakus. Steve terkejut, saat Kanaya tidak membiarkan ia mengambil napas, ia begitu dominan dan memaksanya untuk tidak menolak. “Kanaya, ini di parkiran!” tekan Steve. Istri kecilnya itu hanya terus memandangi kedua mata Steve dengan tatapan sayu. “Steve, aku panas. Tolong bantu aku selesaikan, aku tak tahan ... Kumohon,