Kanaya tersenyum-senyum sendirian sambil menatap layar ponselnya. Steve baru saja selesai berganti pakaian dengan stelan rapi mengenakan jas dan kemeja yang biasanya dipakai kerja. Naya memperhatikan sekilas suaminya yang terlihat serius merapikan dasinya. “Steve, kamu mau kemana?” Kanaya menghampiri Steve dan membantu suaminya itu mengikat dasi. “Aku ada pertemuan tiba-tiba dengan seorang klien. Maafkan aku ya, Sayang. Karena aku harus pergi dulu. Tapi, aku janji ini hanya sebentar kok, kamu tetap di hotel ya. Malam ini aku akan mengajak kamu pindah ke rumah baru kita,” tutur Steve. Kanaya menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Ia merasa kaget, ternyata Steve akan mengajaknya pindah ke rumah baru. Ya, Naya berpikir tentu saja harus begitu, karena tidak mungkin dirinya berada di ap