Part 32 Restui saya, Pa 2

1019 Kata

Tak terasa sudah satu jam kami berbincang. Aku mengajaknya pulang. Dia mengantarku dan pergi setelah aku membuka pintu kamar kosan. Baru saja duduk, ponselku bergetar. [Cie yang baru pulang berkencan.] Rupanya Mbak Sri yang mengirimkan pesan. [Mbak Sri, sudah tidur?] [Belum.] [Kalau Mbak Sri belum ngantuk, aku ingin cerita.] [Datanglah ke sini!] Aku kembali bangkit dari dudukku, kemudian pergi ke kamar Mbak Sri. "Terimalah, Embun. Mbak yakin kalau dia pria baik-baik. Sekilas dilihat dari wajahnya saja Mbak bisa menilai kalau dia orang baik. Permasalahan kita berbeda. Tidak semua laki-laki bisa terima masa lalu kamu, terlebih jika berkaitan dengan anak. Kalau Mbak begini, jika ada yang berusaha ingin serius, tapi Mbak harus memikirkan perasaan anak-anak. Jadi janda serba sulit. Namu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN