Mobil dari beberapa pria yang kukenal dekat warnanya hitam semua. Mas Fariq, Andrean, dan Hendriko. Bahkan beberapa teman yang seprofesi juga sebagian menggunakan mobil warna hitam. Siapa di antara mereka? Kubawa buket itu masuk kamar. Kucari-cari kartu yang biasa tergantung di sana. Di tengah-tengah bunga kutemukan juga kartu yang terbungkus amplop warna putih. Ku keluarkan isinya. [Happy birthday, Embun. Selamat ulang tahun ya. Semoga kamu sehat selalu dan panjang umur. Kesalahan terbesarku adalah kehilangan kamu. Maafkan Mas. Maaf, maaf, seribu maaf. Aku gagal memperjuangkan pernikahan kita. Maafkan Masmu ini.] Ternyata buket ini kiriman dari Mas Fariq. Aku hafal dengan tulisan tangannya. Dan di antara ketiga laki-laki itu, hanya Mas Fariq yang tahu tanggal lahirku. Sebenarnya suda