Author's POV "Papa ngobrolin tentang kamu dan Miranda dengan Tante Evi dan Om Bagas kemarin," jawab Pak Darmawan sambil memandang Hendriko di hadapannya. "Ngobrolin apa?" tanya Hendriko datar. Dia sudah mendengar rencana mereka tadi. "Jodohin kamu sama Miranda," jawab Pak Darmawan berterus-terang. Namun cukup membuat d**a Bu Salwa berdebar kencang. Takut akan ada perdebatan antara papa dan anak sepagi itu. Beliau tahu bagaimana keras kepalanya si anak dan bagaimana sikap suaminya jika di lawan. Tapi pada Andrean sang suami tidak bisa bersikap sekeras pada Hendriko. Mungkin karena rasa bersalah, membuat Pak Darmawan tidak bisa bersikap kasar pada putra sulungnya. "Apa tidak ada gadis lain, Pa? Kami sepupuan dan Miranda sudah kuanggap seperti adik sendiri." Bantah Hendriko. Ia tidak jadi