Ratu POV Aku meletakkan cincin di dalam kotak biru itu, dan meletakannya di atas meja. Aku sungguh tidak layak memakai cincin ini. Pak Raja tidak boleh mendapatkan perempuan seperti diriku. "Sayang, ayo sarapan." Mamah Anggia menyembul di balik pintu. Aku mengangguk dan tersenyum padanya. "Iya Mah, sebentar lagi." Aku hari ini sudah masuk ke kantor lagi. Setelah kemarin libur dan tiduran saja di rumah. Aku bahkan tidak membalas pesan dari Pak Raja. Aku hanya tidak ingin dia terus membahas tentang pernikahan itu. "Kamu kenapa sayang? Sakit?" Mamah Anggia bertanya padaku. Saat ini aku berada di meja makan untuk sarapan pagi. "Eh, enggak Mah apa-apa Mah. Emang aku kenapa?" Mamah Anggia menatapku lekat. "Kamu pucet? Semalam gak bobo?" Aku tersenyum tipis. "Bobo ko Mah. Aku gak pake m