Ratu POV Pak Raja keluar dari ruangannya Pak Axel dengan wajah yang sangat muram. Aku ingin sekali bertanya, namun karena aku tahu dia sedang tidak ingin diajak bicara karena itulah aku menggenggam tangannya dan mengajaknya berjalan menjauhi pintu itu. Kadang pergerakkan tubuh bisa lebih mengekspressikan perasaan dari pada sekadar bicara. "Kamu enggak lama nunggu kan?"Pak Raja mengusap puncak kepalaku. Aku hanya menggeleng pelan seraya memperlihatkan senyumku padanya. "Enggak ko," jawabku lagi. Dia tersenyum padaku, dan kami pun melanjutkan perjalanan kami dengan dia menggenggam tanganku erat sekali. Bagiku, melihat dia tersenyum saja, sudah membuatku bahagia. Di dalam sana, dia sudah mengalami hal yang tidak mudah untuk dicerna pikiran. Bertengkar dengan Ayah sendiri, dan merupak