Entah halusinasi atau memang nyata, Swan seolah merasakan kehadiran di sampingnya. Kehadiran tak kasat mata yang juga disertai bau gosong. Seolah ada bekas pembakaran di sana. Swan yang duduk di pinggir kasurnya, jadi menatap ngeri apa yang ada di sebelahnya. Tak beda dengan kasur posisinya duduk, di sana juga ada lekuk khas seseorang tengah duduk. Seketika itu juga, yang Swan ingat langsung Franky. Franky dan juga sumpah serapah yang terdengar layaknya kutukan. Kala itu, Franky menegaskan bahwa Swan tak mungkin bisa bahagia. Kebahagiaan yang bisa dipastikan tidak akan pernah Swan rasakan lagi. Bahkan meski lingkungan Al dipenuhi kebahagiaan, hidup Swan jadi hanya diwarnai ketakutan. Karena sekarang, itu juga yang Swan rasakan. Mencoba melawan keadaan, Swan sengaja beranjak. Swan masuk