Azkia mengobrak abrik seluruh kamarya dengan perasaan teramat kesal. Setelah menciumnya, Nathan meninggalkannya seorang diri. Beberapa kali Azkia juga menghapus bekas bibir Nathan dengan kasar. Azkia bak orang kesetanann yang terus mengacak apapun yang ada di sekitarnya. Bantal, guling, selimut, semunya sudah tidak karu-karuan. Nathan membuat Azkia kesal setengah mati. Kini semua yang Azkia ingat dari Nathan hanya jeleknya saja. Azkia juga menyesal sudah pernah pacaran sama cowok tengil kayak Nathan. “Perempuan lain di luar sana boleh sabar. Boleh ingat kalau seribu kebaikan tidak akan tertutup dengan satu kesalahan. Tapi gue ya gue, beda. Gue gak bisa sabar!” umpat Azkia dengan memaki-maki. Azkia menatap bunyi notiofikasi pesan di hpnya yang sangat ramai. Cewek itu mengintip grub cha