Seperti biasa, Shakira bekerja seperti hari-hari biasanya. Namun kali ini ada yang berbeda, kenapa saat ia memasuki gedung orang-orang menatapnya dengan pandangan aneh? Bahkan beberapa dari mereka berbisik dengan tatapan tertuju padanya. Memilih mengabaikannya, ia berjalan seperti biasa menuju lift agar segera sampai ke ruang kerjanya. Meski ia berusaha mengabaikannya tetap saja, ia merasa risih hingga bulu kuduknya berdiri. Ia tidak begitu suka menjadi pusat perhatian terlebih jika tidak tahu apa yang membuat orang-orang memperhatikannya.
Saat telah memasuki lift, Rain tiba dengan buru-buru memasuki lift saat pintu lift masih terbuka.
"Rain, kebetulan sekali, kemarin kenapa kau berteriak dan lari?" tanya Shakira saat Rain berdiri di depannya.
Rain menoleh kaku, karena terburu-buru ia sampai tak menyadari bahwa wanita dalam lift adalah Shakira. Saat pintu hampir tertutup, ia segera keluar dari lift tanpa mengatakan apapun dan sukses membuat Shakira kebingungan.
"Apakah ada yang salah dengan pertanyaanku?" batin Shakira saat Rain benar-benar pergi tanpa mengatakan apapun atau menjawab pertanyaannya. Seketika ia tertunduk lesu, sebenarnya apa yang terjadi? Apa ini ada hubungannya dengan tatapan aneh orang-orang padanya?
Tak jauh berbeda dengan Shakira, Sky yang juga baru tiba langsung menjadi pusat perhatian. Ia memilih mengabaikannya karena sudah biasa, sayangnya ini berbeda. Biasanya ia menjadi pusat perhatian karena ketampanannya, tapi kali ini karyawan pria juga demikian. Tentu sangat tidak mungkin ketampanannya juga membuat pria terpesona juga, bukan?
"Woy! Sky!"
Sky menoleh saat mendengar suara cempreng Niko memanggilnya.
Niko berlari kecil ke arahnya dan merangkulnya dengan tertawa lebar. "Wow, kau hebat bung! Rupanya sudah melangkahiku," ucapnya dengan meninju kecil bahu Sky.
Alis Sky mengernyit, ia memang selalu berada di atas Niko. Perihal pekerjaan, kecerdasan, dan yang paling utama adakah ketampanan, ia jauh di atasnya. Tapi kali ini ia tidak tahu maksud dari ucapan Niko mengalahkan dalam hal apa. "Apa maksudmu?" tanyanya memastikan. Entah kenapa perasaannya tidak enak.
"Hahaha, jangan berpura-pura. Hm … aku tak mengira, rasanya baru kemarin kau masih menyandang status perjaka, tapi sebentar lagi akan jadi seorang ayah,” celoteh Niko seperti tak punya dosa.
Alis Sky kian mengernyit, ia sama sekali tidak mengerti. Menghentikan langkahnya, ia menatap Niko dengan tatapan menyelidik.
"Jangan menatapku seperti itu, jadi kapan kalian akan menikah?" Niko menaik turunkan alisnya menggoda dengan senyum pervert di wajah tampannya. Tampan, sayangnya mulutnya kadang tak bisa dikendalikan.
Seketika tatapan Sky memicing tajam. "Jika kau tak mengatakan apa maksudmu, akan kubakar seluruh majalah pornomu," ancamnya. Sorot matanya kian tajam nan mematikan seolah sanggup membuat Niko terbakar.
Niko menelan ludah susah payah mendapat tatapan demikian kemudian tersenyum kikuk agar Sky menghilangkan tatapan mengerikan itu. "Jangan pura-pura Sky, semua orang di kantor ini tahu, kau …." Mendekatkan wajahnya kemudian berbisik di telinga Sky. "Berhasil menghamili Shakira." Tepat setelah mengatakan itu Niko mengambil jarak karena khawatir jikalau Sky akan memberinya bogem mentah. Namun mulutnya sepertinya tidak mempedulikan hal itu dan kembali bersuara, "Sebenarnya aku penasaran, berapa kali kau menggaulinya? Rasanya baru kemarin dan ia sudah hamil, kuakui kehebatanmu, Bung.” Menepuk bahu Sky berniat memberinya pujian dengan sedikit nada sindiran.
Seketika aura hitam menguar dari tubuh Sky. Bahkan ia belum pernah menyentuh Shakira, bagaimana bisa Niko mengatakan demikian. "Siapa yang mengatakannya?” Ia bertanya namun dengan nada suaranya yang datar dan berat. Bahkan tatapannya kini menjadi tatapan horor seolah siap membunuh siapapun di depan mata.
Niko seketika melangkah mundur dan kembali berusaha menelan ludah susah payah saat melihat tatapan mengerikan Sky yang membuatnya bergidik. "A-- apa maksudmu? Berita itu benar, bukan?" tanya Noan dengan keringat dingin yang membanjiri wajah hingga tubuhnya.
Klak klak klak
Sky menyatukan kedua tangan hingga buku-buku jarinya berbunyi. Berani sekali ada orang gila yang membuat gosip murahan seperti ini. Andai saja benar, ia tidak akan menyangkal, sayangnya ia tidak karena belum pernah menyentuh Shakira. Tiba-tiba hatinya seolah terbakar memikirkan siapa yang telah mengambil haknya hingga berbuah. Dan lagi, kenapa bisa dirinya yang menjadi tersangka?
Tanpa disadarinya Niko telah menghilang di balik lift sedang beberapa karyawan lain menatap aneh ke arahnya. Diedarkan tatapan mematikannya membuat orang-orang itu segera mengalihkan pandangan. Ia segera menaiki tangga dan menemui seseorang. Jika Shakira yang menyebar gosip ini, ia tidak akan memaafkannya terlebih tak akan memaafkannya karena telah memberikan haknya pada orang lain.
***
Brak!
Pintu kerja Shakira terbuka dengan keras hingga membuat Shakira terjingkat. Dan pelakunya tak lain adalah Sky.
"Apa kau gila?!" teriak Shakira seraya bangkit dari duduknya.
"Siapa,” kata Sky dengan baritonnya yang padat dan dingin.
Alis Shakira mengernyit, ia dapat melihat Sky berbeda kali ini. Pria itu terlihat menyeramkan dengan tatapan mata hitamnya yang seakan mampu membuatnya tak sanggup bernafas. "Apa maksudmu?" tanyanya dengan suara bergetar. Jujur saja ia takut, ia takut jika Sky gila dan ia adalah orang pertama yang akan Sky bunuh. Ia belum ingin mati karena belum menikah. Ia juga merasa belum menjadi pribadi yang baik. Ia ingin menikah, punya anak, dan mengabdikan diri untuk suaminya kelak.
"Aku tanya siapa!" bentak Sky hingga menggebrak meja kerja Shakira. Nafasnya tersengal dengan aura kemarahan yang tercetak jelas di wajahnya.
"Apa maksudmu?! Aku tak mengerti!" balas Shakira dengan suara meninggi.
"Cih, apa pria bertindik itu?! Apa pria itu yang melakukannya?! Yah, aku ingat, kemarin dia mengantarmu, pasti b******n itu kan!" teriak Sky seperti orang kesetanan. Nafasnya memburu, ia sudah seperti predator yang kehilangan mangsa. Dan tak segan menerkam siapapun di depan mata.
"Aku tidak tahu apa yang kau maksud dan katakan! Dan jika yang kau maksud Rain, memangnya kenapa?!" teriak Shakira dengan suara tak kalah keras. Kenapa paginya selalu buruk? batinnya menjerit.
"Heh, jadi benar pria itu," gumam Sky dengan suara yang sedikit bergetar. Seketika raut wajahnya menjadi pias. Padahal ia ingin menjaga Shakira sampai waktunya tiba, tapi kenapa Shakira justru melakukannya dengan orang lain? Ia segera keluar dari ruangan Shakira tanpa mengatakan apapun dimana kedua tangannya terkepal kuat.
"Sialan kau b******n m***m!" jerit Shakira saat Sky pergi tanpa mengatakan apapun. Nafasnya tersengal menahan kesal yang seakan terasa sampai ke ubun-ubun.
Brugh!
Perlahan ia kembali terduduk dengan lesu, sebenarnya apa maksud Sky? Ia sama sekali tak mengerti. Ia menyandarkan punggungnya pada punggung kursi dan memijit kecil kepalanya yang teras berdenyut sakit. Apakah mungkin ini ada hubungannya dengan tatapan aneh orang-orag pagi ini? batinnya. Mengambil nafas panjang dan mengembuskannya perlahan Shakira memilih kembali pada pekerjaannya, ia harap tak akan terjadi sesuatu setelah ini.
"Shakira!"
Baru saja sedetik menenangkan deru nafas dan otaknya yang panas, lagi-lagi Shakira terkejut saat Nanda, rekan kerjanya,membuka pintu ruang kerjanya keras dan memanggil namanya dengan panik. Wanita itu segera menghampiri Shakira, menarik tangannya, kemudian menyeretnya pergi tanpa mengatakan atau menjelaskan apapun.
"Hei, apa yang kau lakukan?!" teriak Shakira saat Nanda kian mempercepat langkah dan menyeretnya seperti karung beras.
"Kau harus cepat sebelum Sky membunuh Rain!" teriak Nanda yang kian mempercepat langkahnya menuju ruangan Rain.
Shakira kian dibuat tak mengerti. Dan saat mencapai ruangan Rain, ia terkejut karena telah ada banyak orang seperti tengah menyaksikan sesuatu yang menarik. Dan saat ia berhasil memasuki ruangan dengan menelusup di antara banyaknya orang, ia dibuat terkejut hingga menutup mulut. Matanya membulat sempurna, apa yang sebenarnya terjadi? Apa orang-orang sengaja membuat lelucon yang mengerikan untuknya?