Bab 22

1498 Kata

"Nanti pulangnya Mas jemput. Jangan lupa kabari kalau sudah sampai cafe," pesanku pada Inaya saat dia mengantarku sampai ke teras rumah. Hari ini adalah hari pertama ia kerja di cafe milik Rama setelah dua hari mundur dari jadwal yang sudah mereka sepakati. Sebenarnya, ingin sekali aku melarang dan memintanya untuk tetap di rumah saja. Namun, aku tidak ingin terkesan mengekang Inaya yang bisa saja membuatnya makin tidak nyaman. Inaya memang sedang membutuhkan lingkungan baru yang bisa membantu agar suasana hatinya membaik. Semoga dengan aku mengizinkannya bekerja, dengan perlahan Inaya bisa melupakan kejadian masa lalu yang menyakitkan untuknya. Inaya sempat mendiamkanku seharian setelah kami menjenguk Dewi di rumah sakit waktu itu, dan aku paham ia sedang cemburu. Sikap Dewi yang ke

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN