Kening Rey tampak berkerut. “Ken, lo bisa masuk ke sistem informasi perusahaan kan?” tanya Rey pada Ken. Raka dan Andre menatap waspada. Kemampuan Ken layak membuat siapapun khawatir. Tapi Kenzo hanya menggedikkan bahunya dengan acuh. Sepertinya bukan karena tak bisa. Tapi lebih karena tak tertarik. Rey melirik jam tangannya. “Gue ada sidang satu jam lagi. Gue hubungi Bang Raka kalau sudah ada info dari anak buah gue,” dia bangkit berdiri. “Bang, Bang Raka kayaknya jangan bawa kendaraan sendirian dulu. Gue tahu Abang bisa bela diri, tapi kalau satu lawan beberapa tetap aja kita kalah. Ndre,” dia memberi kode pada Andre yang langsung diangguki adik iparnya itu. Andre menghela napas. Dia menyandarkan kepalanya di punggung sofa. Berpikir keras. “Abang bikin repot kalian ya,” Raka menunduk