Sudah lewat tengah malam saat sebuah SUV hitam melaju di jalanan ibukota dengan kecepatan sedang. Seorang laki-laki paruh baya tampak dibalik kemudi dengan tatapan tajam menyorot jalanan. Sorot mata penuh luka itu kembali membayang dalam ingatannya. Raka tak pernah tahu penyebabnya. Hingga dua pekan lalu saat ia tak sengaja bertemu guru sekolah anaknya, semua perlahan terkuak.
“Pak Raka?”
“Iya.”
“Saya wali kelasnya Anshel waktu kelas tujuh.”
“Oh, iya. Maaf, Bu.”
“Anshel sudah kelas dua belas ya sekarang? Melanjutkan kemana? Masih di Jogja? Sayang sekali waktu itu Anshel mendadak pindah, padahal sudah didaftarkan olimpiade.”
Raka terhenyak. Mendadak pindah? Jogja? Jadi selama ini mereka bersembunyi di sana?
“Apa ada kejadian di sekolah yang membuat Anshel meminta pindah saat itu, Bu?”
“Hmm saya tidak yakin. Tapi sebelum itu memang ada keributan di depan gerbang. Anak-anak bilang Anshel dilabrak seorang model terkenal.”
Tiba-tiba saja sebuah cahaya terang menyorot Raka dari arah depan. Bayangan itu terputus berganti gambaran dua sepeda motor dari arah berlawanan yang tampak saling beradu kecepatan dengan sangat kencang. Raka tak siap. Ia terkejut membanting setir hingga roda SUV hitam itu membentur trotoar lalu terguling entah berapa kali. Terseret hingga menabrak jembatan. Raka bisa melihat dunianya berputar. Lalu empat wajah bergantian melintas di kepalanya. Setelahnya gelap semua.