Mahendra kembali ke rumah dengan perasaan yang lega tapi juga memikirkan banyak hal. Ada rasa kasihan yang menggerogoti hatinya ketika melihat kondisi Bima yang mengenaskan seperti itu. Rasanya, sungguh tidak sampai hati melihat kemalangan yang dialami oleh pria itu. Tapi, semua ini adalah buah dari segala macam ulah yang sudah dilakukan olehnya. Bingung juga harus melakukan apa, karena memang tidak bisa melakukan apapun. Mengingat semua yang terjadi tadi, sungguh membuat hatinya terasa sangat berat. Kunjungan yang dipikirnya akan membawa banyak sekali perubahan dan bisa bicara dari hati ke hati, ini justru berbeda jauh. Begitu tiba di rumah, Mahendra langsung menemui Intan dan kedua orang tuanya. “Ada apa, Mas? Kenapa wajahmu begitu sangat khawatir seperti itu?” tanya Intan takut terjad