Rika duduk di tempat tidurnya, menatap langit-langit dengan mata yang tidak bisa terpejam. Pikirannya berkecamuk, memikirkan permintaan Bima yang ingin ikut saat jadwal kontrol kandungan tiba. Jadwal kontrol berikutnya adalah lusa, dan biasanya Rika pergi bersama Andi ke tempat biasa. Jika kali ini ia pergi bersama Bima, ia khawatir dokter dan para tenaga medis akan curiga karena biasanya ia datang bersama Andi. Ini bisa menjadi sangat berbahaya bagi dirinya dan Andi. "Apa yang harus aku lakukan? Kalau Bima ikut, semuanya bisa terbongkar …,” batinnya bermonolog. Rika menoleh ke samping, melihat melihat Bima yang terlelap. Ada rasa bersalah yang menyeruak ke dalam relung hatinya yang terdalam, wanita hamil itu selama ini sudah membohongi suaminya. Bersikap seolah-olah anak yang ada di dal