Gila

1922 Kata

Di ruang interogasi yang suram, Bima terduduk dengan tangan diborgol ke meja, tatapannya kosong menatap lurus ke depan. Susah sekali untuk dimintai keterangan karena selalu saja berteriak memanggil nama Intan, selalu mengatakan bahwa dia itu bersalah dalam semua yang sudah terjadi belakangan ini. “Intan … tolong aku … maafkan aku ….” “Intan … jangan …. Jangan tinggalkan aku seperti ini!” Dan masih banyak lagi celotehannya yang sungguh tidak masuk akal, membuat para penyidik merasa kebingungan dan juga susah untuk mendapatkan informasi dari pria itu. Gelagatnya benar-benar sangat aneh sekali, menunjukkan bahwa dirinya itu sekarang dalam keadaan yang tidak sehat, baik pikiran, hati, tubuhnya dan juga mentalnya. Namun, pihak kepolisian tidak mau mengambil kesimpulan saat itu juga, karena

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN