Bagas merasa tak tega melihat raut wajah sang istri yang tampak pucat,karena Una telah merasakan rasa sakit yang kian mendera. Una merasa tak mungkin lagi bertahan, lagian untuk apalagi dirinya mempertahankan diri lagi? Percuma! Nafasnya kian sesak dan tersengal. Dokter sendiri sudah mengkode Bagas agar meninggalkan sang pasien karena kondisi Una yang harus mendapatkan perawatan yang cepat. Una harus dipindah ke ruangan lain untuk ditangani lebih lanjut. " Jangan bicara seperti itu, kamu pasti akan sembuh." Bagas memggelengkan kepalanya dan berharap kalau sang istri mendengarnya dan mau bertahan. " Maafkan segala kesalahanku. Kalau memang pamanku yang melakukan penculikan terhadap Fara, a-ku me-wakili paman, un tuk mo-hon maaf!" Katanya dengan sedikit terbata. Suaranya sangat lirih, da