Hati Vivian berdebar keras, seakan ingin meloncat keluar dari dadanya. Permintaan Leonard barusan menggema dalam kepalanya, mengingatkannya kembali pada malam-malam sebelumnya—sentuhan hangat, tatapan yang begitu dalam, hingga ciuman yang membuatnya tak bisa tidur semalaman. Kini, Vivian kembali dilanda perasaan yang campur aduk. Ada rasa bingung, takut, dan harap yang tak bisa ia jelaskan.
Takut—karena ia tidak tahu sampai sejauh mana Leonard akan membawanya malam ini. Bingung—karena perannya sebagai Karen semakin menipiskan batas antara kenyataan dan perasaan. Dan harap...karena sebagian kecil dari dirinya menyukai cara Leonard memandangnya, menyentuhnya, mempercayainya.
Namun meski semua emosi itu menyesakkan dadanya, Vivian tetap tidak bisa mengucap kata penolakan. Ada sesuatu dalam
