Esok paginya, Gembira dan Sultan pergi ke pantai yang memang bisa dijangkau hanya dengan berjalan kaki dari apartemen. Gembira menggerai rambut, membiarkan angin memainkan helaian rambut kecokelatannya. Ia mengenakan longdress berwarna putih s**u dengan belahan d**a sedikit rendah, yang membuat Sultan harus berkali-kali memastikan, jika tidak ada pria yang memerhatikan belahan d**a istrinya itu. “Lewat sini saja, Ra.” Sultan menarik Gembira ke sisi jalan lain, karena lelaki itu melihat ada dua pria pada jarak tiga meter di depan mereka. Sultan tentu saja tak ingin kedua pria itu menikmati kemolekan tubuh istrinya. “Kita pulang saja.” Tiba-tiba Sultan menghentikan langkah. “Tapi kita belum sampai, Kak. Kenapa pulang? Ira mau ke pantai.” Gembira bertanya-tanya. “Minggu depan aku janji aka