“Kamu bisa memegang janjiku, sayang!” Balas sang wanita, berbisik di telinga pria yang terlihat khawatir itu. “Aku tidak akan pergi darimu untuk seterusnya. Ini hanya sementara.” "Oh, Lisa. Kamu memang tidak boleh pergi, karena kamu milikku." “Aku akan membuat pengaturan dengan baik, agar kita tetap bisa bertemu dan menikmati kebahagiaan seperti ini.” “Ya, Sayang. Tidak ada pria yang bisa memuaskanmu seperti aku.” Wanita itu terkikik, lalu tawanya terhenti oleh pekikan tertahan saat pria itu kembali memasuki intinya dengan dorongan keras sambil menggeram. “Kamu milikku, Monalisa! Hanya milikku!" Di dalam kamar yang hangat itu, dua sosok tubuh yang sama-sama tak tertutup sehelai benang pun kembali terhanyut dalam gelombang hasrat yang membara. Mereka berdua saling mengisi dan menyat

