Caroline menyesap minumannya elegant. Sesekali melirik ke arah Shannon. Luiz tidak main-main. Pria itu memang mengajaknya bertemu wanita tersebut, tepat di sini, sebuah rooftop bars yang tidak jauh dari penginapannya. Bahkan dari arah Caroline, wanita itu mampu melihat jelas gedung Penthouse yang mereka tempati. Akhir-akhir ini, pemandangan begitu menakjubkan, ya. Caroline menarik napas. Membetulkan sisi rambut yang turun menjuntai mengenai mata. Ah, ia risih. Luiz sigap. Membantunya hangat. Shannon tersenyum dan turut meminum cocktail-nya. "Aku iri padamu, C," goda Shannon. Melapangkan d**a. "Kalian manis." "Oh. Aku tidak tahu, itu pujian atau sebaliknya," sindir Caroline. Spontan. "Jangan salah paham. Aku dan Luiz hanya memenuhi tuntutan bisnis." "Luiz sudah mengatakan itu dan aku m