Papa Liam

1477 Kata

“Ra?” panggil Liam lagi. Ara hanya bisa mendengus kesal dan menghentakan kaki sebal lalu berjalan malas menuju kamar mandi. Liam hanya menghela nafas panjang walau begitu ia merasa lega karena Ara masih mau mengikuti apa yang ia inginkan. Sepanjang perjalanan Ara hanya merengut dan menggigit jari tangannya untuk melampiaskan perasaannya. “Ra, jangan merengut begitu … aku benar-benar bingung bagaimana menghadapimu,” bisik Liam berusaha mengutarakan isi hatinya yang benar-benar kelimpungan. Tak lama kemudian, handphone Liam berbunyi ternyata itu dari Reiner yang memberitahu Liam bahwa mereka sudah membuatkan schedule untuk fitting pakaian. Ara tak mendengarkan percakapan Liam dan Reiner. Pikirannya terasa penuh dengan isi sosial media Lidya. Liam tak menyadari, selama Ara menyendiri,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN