Liam mengepalkan tangannya perlahan, ia terlihat memandang Ara penuh kemarahan. Seharusnya berita tentang kehamilan Ara menjadi kebahagiaan untuk Liam tetapi menemukan fakta bahwa Ara menyembunyikannya membuat Liam sangat kecewa dan sedih. Liam memeluk Ara erat dengan perasaan tak karuan, mengusap perut istrinya perlahan lalu mengecup perut itu lama sebelum akhirnya Liam memegang wajah istrinya dengan kedua tangannya yang besar dan menatap Ara penuh dengan pandangan tajam sekaligus mata yang berkaca-kaca. “Keterlaluan kamu, Ra!” gumam Liam perlahan dengan nada dalam menunjukan kekecewaan hatinya. Ara hanya diam dan kembali mengenakan pakaiannya. Ia tahu bahwa Liam marah padanya. “Sebegitu bencinya kah kamu padaku, sehingga kabar sebaik ini kamu sembunyikan rapat-rapat? Apa rencanamu,

