Galuh vs Luci

2325 Kata
Sikap pecicilan dan tingkat kepercayaan diri yang tinggi membuat Cannon merasa tidak canggung dan tidak ragu-ragu ketika harus membawa istrinya langsung ke hadapan ibunya. Dia benar-benar tidak pernah berpikir bahwasanya Galuh bisa saja mati karena serangan jantung dengan kejutan yang terlampau membagongkan untuknya. Bagaimana mungkin putranya yang baru menyelesaikan ujian sekolahnya tiba-tiba pulang dengan membawa seorang pengantin, dan dia lantas memperkenalkan wanita itu sebagai istri, menantu Galuh. "Ah Mama ku yang paling cantik dan paling baik sejagat raya. Ini Cannon bawa menantu untuk Mama. Kenalkan , dia Kayla, istri Cannon, kami baru saja melangsungkan pernikahan, dan...." "What....?" Syok Galuh, yang tiba-tiba langsung oleng dan terjatuh di lantai. Pingsan dan tidak sadarkan diri. Cannon langsung menahan tubuh ibunya, mengangkatnya lalu meletakkannya di atas sofa panjang ruang tengah, dan dua orang asisten rumah tangga juga ikut menyadarkan Galuh dengan memberikan aroma minyak kayu putih di hidung dan telapak kakinya, sementara Kayla hanya duduk sambil menopang kepalanya yang sedari tadi terasa pusing, dengan kejadian hari ini. "Mama. Ayolah, sadar....! Ah Mama gak keren. Masa nyambut mantu pake acara pingsan sih!" Gerutu Cannon sambil menepuk pipi ibunya , dan seorang asisten rumah tangga yang juga membantu mengolesi minyak kayu putih di telapak kaki Galuh, dan selang beberapa menit Galuh terlihat memijat kepalanya yang mendadak pusing, juga berat dan sedetik berikutnya, wanita itu justru menghela nafas. "Oh , untung cuma mimpi!" ucap Galuh dengan sangat lirih dan Cannon langsung membantu ibunya untuk bangun lalu duduk dengan posisi benar. Namun Galuh juga masih melihat putranya menggunakan baju tuxedo , dengan bunga mawar putih di saku kirinya, dan itu adalah pakaian yang Cannon gunakan ketika Galuh pingsan tadi. "Katakan jika ini mimpi, Can. Katakan sama Mama, kalo tadi Mama itu ketiduran dan mimpi kamu pulang bawa seorang perempuan dengan gaun pengantin mewahnya!" ucap Galuh dengan nafas tersenggal-senggal seolah dirinya baru habis lari ribuan kilometer dan nyaris kehabisan oksigen. "Mama....." Cannon. "Katakan ini prank. Katakan jika ini prank..... Prank...!" Seru Galuh berusaha setenang mungkin tapi Cannon justru menoleh ke arah Kayla yang sedari tadi juga ikut memijat kening dan kepalanya yang sudah dari tadi pusing tujuh keliling dan bersamaan dengan pergerakan tubuh Cannon tadi, Galuh juga kembali melihat sosok cantik yang tadi datang bersama putranya dengan gaun pengantin mewahnya. "Mama. Gak usah norak gitu dong ah. Masa kek nyambut mantu , ekspresi Mama kayak gini. Jangan bikin Cannon malu lah Ma....!" ujar Cannon lagi dengan suara yang cenderung berbisik ke arah Galuh dan seketika Galuh kembali pingsan saat menyadari bahwasanya Cannon sedang tidak main-main dengan membawa seorang wanita sebagai menantunya. "Mama....!" Cannon kembali menepuk jidat saat Galuh, ibunya kembali pingsan, namun beberapa menit berikutnya Galuh juga mendapatkan kesadarannya. Di tempat lain. Para anak-anak jalanan mulai gaduh ketiga razia tadi menggagalkan taruhan mereka. Geng sekolah lain tidak terlihat keberadaannya. Ibra dan kawan-kawannya yang lain benar-benar hilang dan tidak bisa lagi dihubungi, padahal tadi jelas Cannon akan menang. "Gua yakin ini pasti akal-akalan ke kunyuk mereka. Mereka tahu jika mereka akan kalah makanya mereka lapor polisi. a*u emang mereka!" Seru Max dan teman-temannya yang lain juga ikut membesarkan. Pasalnya tadi Cannon memimpin dua putaran dan rasanya mustahil jika Cannon akan kalah di putaran terakhir, mengingat jarak mereka cukup jauh. "Benar. Gua sudah menduganya lebih dulu jika mereka pasti akan melakukan kecurangan, dan benar saja!" timpal temannya yang lain. "Ini lagi si Cannon ke mana. Udah dari tadi gua telepon nggak nyambung-nyambung, sekalinya nyambung, tu anak malah ngerijek panggilan gua!" Kesal Max lagi saat mereka selesai dengan makanan mereka masing-masing. Mereka sudah menunggu Cannon lebih dari empat jam di tempat tongkrongan biasa mereka, tapi si tampan dengan sejuta pesona itu benar-benar tidak bisa dihubungi, sudah ke anak pejabat saja, padahal mereka harus membuat perhitungan karena selain taruhan motor, beberapa di antara mereka juga melakukan taruhan uang dan taruhan mereka dipegang oleh pihak dari mereka, pihak dari Ibra. "Hubungi Eki lagi, mereka harus mengembalikan duit kita jika mereka gak mo mengaku kalah. Gua gak akan sebodoh itu membiarkan mereka bawa kabur duit gua!" seru Max lagi dan sedetik berikutnya salah satu teman mereka juga langsung melakukan panggilan telepon ke salah satu teman dari pihak Ibra yang sebelumnya memegang taruhan. Bukan kali ini saja orang itu memegang taruhan mereka, tapi setiap kali mereka balapan, memang selalu dipegang oleh si botak itu, dan entah kali ini kenapa si botak itu tidak bisa dihubungi dari tadi, dan feeling Max, si botak ingin membawa kabur uang mereka. "Kagak bisa dihubungi bos. Nomornya benar-benar tidak aktif!" ucap Joan dan Max semakin geram. "Kalo gitu, kita samperin mereka ke rumahnya!" geram Max. "Apa kita gak sebaiknya tunggu Cannon dulu, takutnya mereka pasang jebakan untuk kita!" balas Joan yang memang tahu trik dan manipulasi mereka, dan kali ini Max juga langsung mengangguk karena memang bukan kali pertama mereka terjebak dalam permainan Ibra, dan memang , hanya Cannon yang berani menentang laki-laki itu, Ibra. Di lain tempat. Langkah kaki itu terlihat tergesa-gesa, turun dari mobil , padahal dia sudah tidak lagi muda dan fisiknya tidak lagi se sehat sebelumnya, akan tetapi dia tetap bisa memenuhi panggilan Galuh secepatnya , apalagi jika Galuh sudah membawa-bawa nama Cannon. Iya setelah sadar tadi, dan Galuh benar-benar mendapati putranya membawa seorang wanita pulang sebagai menantunya, terlebih ternyata semua itu bukanlah mimpi ataupun prank yang putranya buat untuk membuatnya terkejut, Galuh sudah langsung menghubungi Luci , karena pikirnya hanya Luci yang bisa menangani segala sikap dan ketidakwajaran putranya. Galuh yakin, jika Luci menolak apa yang dilakukan Cannon saat ini, maka Cannon bisa saja akan mengaku jika semua ini tidaklah benar, semua ini hanya sebuah sandiwara, semua ini hanya sebuah prank untuk membuatnya terkejut, dan setelah Luci mengatakan akhiri permainan ini, maka Cannon akan mengaku jika ini adalah prank. Galuh sedang terduduk sambil menopang kepalanya sementara Cannon pilih duduk di samping Kayla yang juga dari tadi tidak mengeluarkan sepatah kata pun ketika melihat keterkejutan orang tua Cannon. Menurutnya hal ini sangat wajar wanita itu rasakan, karena jika pun Kayla ada di posisi Galuh saat ini, dia juga akan bersikap sama, terkejut atau mungkin serangan jantung. "Cannon. Kau dimana , Sayang!" Luci berteriak saat menaiki teras rumah Galuh karena pikirnya Cannon mengalami kecelakaan, karena tadi ketika Galuh menghubunginya Galuh berbicara sambil menangis dan sungguh Luci tidak bisa mendengar apa yang Galuh ucapkan secara jelas karena suara itu lebih didominasi oleh tangis dan suara sesenggukan, maka secepatnya Luci langsung tancap gas bersama David menuju rumah orang tuanya. Dia benar-benar tidak bisa berpikir apapun saat ini kecuali Cannon kecelakaan, karena biasanya Galuh hanya akan bersikap seperti itu jika putranya dalam keadaan tidak baik-baik saja. Namun saat Luci sudah masuk ke pintu utama rumah itu, dia justru melihat Cannon sedang duduk anteng di sofa ruang tengah bersama seorang wanita cantik di sampingnya. "Cannon. Oh, katakan apa yang terjadi dengan mu, Sayang!" seru Luci saat meletakkan tas selempangnya di rank khusus, tapi Galuh langsung bangkit dari duduknya dan kembali histeris. "Luci. Tolong aku....!" seru Galuh dengan tangisnya dan langsung memeluk Luci yang nyaris sampai di punggung sofa ruang tengah. "Apa yang terjadi? Kau bilang terjadi sesuatu dengan Cannon?!" Kutip Luci mengulang pernyataan Galuh sebelumnya dan Galuh buru-buru mengangguk saat mengurai pelukannya di tubuh Luci. "Iya itu. Cannon. Cannon bikin ulah lagi Luci, tapi kali ini dia benar-benar keterlaluan!" seru Galuh diikuti tangisannya. "Bikin ulah. Ulah apa lagi?" Luci melirik ke arah Cannon yang masih terlihat duduk sembari meliriknya sepintas. "Oh kau benar-benar membuatku khawatir Galuh. Aku pikir Cannon kecelakaan sampai kau panik seperti ini!" sambung Luci dan Galuh semakin mengaung dengan tangisnya, dan selang beberapa detik , David dan Febrian juga masuk secara bersamaan di pintu utama rumah itu karena mereka memang datang secara bersamaan. Iya setelah menghubungi Febrian selaku suaminya, barulah Galuh menghubungi Luci, tapi keduanya justru datang secara bersamaan dan pikir Galuh ini benar-benar sangat pas untuk menghentikan kekonyolan yang putranya buat. "Galuh. Apa yang terjadi?!" Febrian ikut menyaut dari arah belakang punggung David , dan kali ini Galuh langsung beralih memeluk Febrian untuk mengadukan apa yang putranya lakukan saat ini. "Mas. Oh akhirnya kau datang juga. Liat apa yang putramu lakukan dia...." Suara Galuh terbata dan Febrian lekas menarik nafas dalam diam kemudian menghembuskannya dengan sangat pelan saat pandangannya bertemu dengan Luci juga David, karena sama seperti Luci dan David, Febrian pun berpikir hal yang sama tentang putra mereka. Cannon kecelakaan. Namun saat mereka sampai di rumah itu ternyata Cannon sedang duduk anteng di sofa ruang tengah rumah mereka dan artinya apa yang sempat mereka pikirkan tidak terjadi, tapi apa yang membuat Galuh begitu histeris ketika memintanya pulang tadi. "Tenanglah. Tarik napas dulu, terus katakan apa yang terjadi!" ucap Febrian berusaha bersikap tenang dan Luci langsung terlihat mengitari sofa ruang tengah kemudian Cannon juga bangkit dari duduknya lalu meraih subuh Luci untuk dia peluk dan setelahnya cupika-cupiki. "Bagaimana ujian sekolah mu, Can. Apa semua berjalan dengan baik?!" sapa Luci masih terdengar tenang, karena dia masih belum tau apa yang terjadi. "Aman Mommy. Semua sudah Can selesaikan dengan semestinya!" jawab Cannon santai. "Good job , My boy!" balas Luci yang baru berniat ikut duduk di sofa, akan tetapi langkahnya terhenti saat Luci juga melihat seorang wanita cantik dengan gaun pengantin yang sangat cantik pula, dan baru setelah Luci bertanya siapa wanita itu pada Cannon. "Can. Siapa dia?" tanya Luci dan Cannon langsung menyadari jika dia belum memperkenalkan Mommy nya pada Kayla, wanita yang beberapa jam lalu resmi dia nikahi. "Oh. Ya Mommy. Kenalkan, dia Kayla. Istri Cannon, Mommy!" jawabnya entang. "Luci, lihat kelakuan sodaramu. Dia pulang sekolah bukannya ngasih kabar tentang hasil ujiannya, dia justru membawa seorang wanita dengan gaun pengantinnya, dan dia mengatakan jika mereka sudah menikah!" timpal Galuh dari arah belakang dan Luci seketika menoleh ke arah Galuh ketika Galuh justru membahas sebuah pernikahan. Dia benar-benar masih belum mengerti apa yang sebenarnya Galuh katakan. Dari tadi Galuh terus berbicara di antara tangisnya dan sungguh Luci tidak bisa mengerti apa yang ingin Galuh sampaikan padanya. "Tolong aku Luci. Tolong aku. Dia benar-benar sudah keterlaluan jika hanya ingin membuat prank untukku. Ini benar-benar keterlaluan! Ini tidak lucu!" Tuding Galuh pada putranya , dan kali ini tidak hanya Luci yang menoleh dan menatap ke arah Cannon, tapi Febrian juga David. Mereka sama-sama memfokuskan pandangan matanya ke arah mata Cannon seolah ingin mencari pembenaran atas apa yang baru saja Galuh sampaikan pada mereka. "Can...!" Luci menatap tajam Cannon , tapi laki-laki itu justru terlihat membagi senyum yang begitu garing di hadapan Luci. "Apa sih Mommy. Mommy jangan ikut-ikutan norak kayak Mama ya. Cannon itu lagi capek, berdiri lebih dari lima jam di pesta pernikahan dan sekarang masih harus menghadapi sikap tidak bersyukur kalian dengan pencapaian Cannon. Setidaknya sambut dulu kedatangan istri Cannon, Mommy. Masa ini pengantin baru datang udah dibikin gaduh seperti ini?!" Seru Cannon. Dia berbicara seolah tanpa dosa. Dia bahkan tidak menyadari bagaimana syoknya Galuh ketika dia tiba-tiba membawa seorang wanita dan dia mengakui jika mereka sudah menikah. "Cannon.....!" Luci mengerang dengan bibir terkatup tapi tetap saja Cannon hanya bisa nyengir. "Mommy. Mommy itu duduk dulu. Mommy kan baru datang!" Seru Cannon yang langsung menarik tubuh Luci untuk duduk di sampingnya juga di samping Kayla. "Mommy, kenalan dulu gih. Ini Kayla. Istri Cannon. Kami baru saja melangsungkan pernikahan juga pesta pernikahan yang sangat meriah. Sayang saja Mama sama Mommy gak hadir!" ucap Cannon lagi dan Luci sudah langsung mengulurkan tangannya di depan Kayla. Bukan, bukan Luci yang mengulurkan tangannya di depan Kayla tapi Cannon yang mengangkat tangan Luci untuk diulurkan di depan Kayla dan tentu saja Kayla langsung menerima jabat tangan Luci seraya menyebut namanya sendiri untuk memperkenalkan dirinya pada wanita yang dari tadi Cannon panggil dengan panggilan Mommy. "Kayla." Luci masih terpaku menatap wanita itu, dan setelahnya pandangan Luci teralihkan pada Cannon, lalu kembali ke Kayla lagi. "Can...." Suara Luci tertatih, tapi Cannon buru-buru mencium pipi wanita tua itu, Luci kemudian berbisik. "Please... Mommy jangan ikut-ikutan pingsan kek Mama. Gak asik tau!" "Lihat Luci. Lihat kelakuan sodara mu. Dia benar-benar....!" Suara Galuh tertahan saat Luci justru mengangkat sebelah tangannya untuk menghentikan ucapan Galuh karena sebenarnya Luci masih mencerna apa yang saat ini terjadi. "Can....., kamu menikah?" kutip Luci dan Cannon langsung tersenyum dengan sangat manis seraya mengangguk tanpa ragu di hadapan Luci. "Iya Mommy. Dan ini istri Cannon. Cantik kan, kak... kan !" Seru Cannon dan baru setelah itu Luci memahami apa yang terjadi. Luci memperhatikan pakaian yang Cannon gunakan, juga pakaian wanita di samping Cannon, dan mereka memang tampak seperti sepasang pengantin. "Apa itu benar?!" Kali ini pertanyaan itu Luci tujukan pada Kayla, dan Kayla terlihat menghela nafas sejenak sebelum akhirnya mengangguk dengan ekspresi pasrah. "Iya." "Can. Katakan kalo Mommy lagi gak mimpi! Atau tolong cubit Mommy!" ucap Luci yang tidak berkedip ketika menatap ke arah wanita di samping Cannon, Cannon buru-buru mencubit kedua pipi Luci untuk menyadarkan wanita itu bahwasanya ini nyata, bukan sebuah mimpi atau prank "Mommy... ini nyata. Cannon emang sudah nikah, dan ini menantu Mommy!" kutip Cannon mengulang pernyataan dia sebelumnya untuk meyakinkan Luci bahwasanya ini benar-benar nyata dan baru setelah itu Luci berseru seraya mengelus dadanya dengan perasaan lega. "Oooooh my God. Jadi dia menantu di keluarga kita. Selamat datang Sayang. Selamat datang di kediaman Mervino. Selamat juga untuk pernikahan kalian. Semoga pernikahan kalian langgeng sampai kakek nenek. Selamat ya Sayang!" Seru Luci dengan air muka yang terlihat sumringah, dia bahkan langsung memeluk Kayla dengan pelukan hangat tapi Galuh justru melotot dibuatnya. "Luci. Kau ini apa apaan sih?" timpal Galuh yang merasa sikap Luci aneh. "Apa-apaan bagaimana sih Galuh. Cannon itu baru nikah, dan hal yang sangat wajar dong kita ngasih ucapan selamat!" Jawab Luci dan Cannon langsung mengangkat sebelah tangannya untuk adu tos dengan Luci . "Luci, tapi Cannon baru delapan belas tahun. Dia baru saja selesai ujian sekolahnya. Masa iya dia udah nikah aja!" Galuh tidak terima saat Luci justru terlihat mendukung pernikahan Cannon. "Lah, terus apa yang salah?" balas Luci . "Ya salah lah. Dia masih belum menyelesaikan kuliahnya dan ....!" "Kuliah bisa menyusul, Galuh, tapi jodoh emang gak boleh di tunda!" potong Luci dan Cannon semakin memamerkan senyum terbaiknya. "Luci......!" Teriak Galuh kesal.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN