13

1020 Kata

Bagas hanya mengangguk pasrah. Niat baiknya kembali tertunda. "Batal Pak? Tadi Kinan cuma asal ngomong. Jadi beneran batal, Pak? Saya ikut berduka ya, Pak?" ucap Kinan lembut. Wajah Kinan ikut sedikit melemah dan sedih. Kedua mata Bagas melotot tajam ke arah Kinan. "Apa kamu bilang berduka? Memangnya ada yang meninggal? Memangnya perempuan yang saya cintai itu meninggal, kan masih hidup. Saya cuma batal melamar, Kinan," ucap BAgas dengan nada tinggi dan kesal. "Ya ... Maaf Pak. Maksud saya bukan berduka seperti itu. Ini berduka karena memang lamaran Bapak sia - sia. Tapi, Bapak jangan putus asa. Bapak kalau cinta ya haru kejar dia, biar semua tidak ada yang sia - sia," ucap Kinan menyemangati. "Gitu ya? Tapi, Ayahnya sudah marah besar," ucap Bagas lirih. Mengingat perlakuan Ayah dan k

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN