05 - Kepikiran Terus

1086 Kata
Setelah pertemuannya dengan wanita yang baru saja bisa menggetarkan hatinya, Rafa kembali lagi untuk menyamperin pacar barunya itu yang sudah menunggu Rafa yang tak kunjung datang. Baru saja Stella ingin menelepon Rafa, akan tetapi Rafa sudah muncul begitu saja membuat senyuman diwajah cantik Stella mengembang dengan sempurna. "Sorry ya sayang lama...kamu udah pesan?" Ujar Rafa dengan sejuta pesona diwajahnya. "Santai aja sayang, aku gapapa kok! Aku kirain kamu kenapa - kenapa lagi makanya lama. Aku udah pesan kok, aku juga udah pesankan makanan untuk kamu juga." Ujar Stella dengan raut wajah khawatirnya. "Aku gapapa kok, makasih ya karena kamu sudah khawatir." Ujar Rafa sambil mengecup tangan Stella lalu kemudian membelainya. "Iya sayang." Ujar Stella dengan wajah yang sudah merona. Selama makan dengan Stella pikiran Rafa terus saja melayang - layang entah kemana, dipikirannya saat ini hanya ada sosok wanita yang baru saja ditemuinya tadi. Dia sudah tidak konsentrasi lagi dengan apa yang Stella katakan kepadanya. "Sayang kamu kenapa sih? Aku perhatiin sedari tadi kamu sedang mikirin sesuatu." Tanya Stella dengan selidik. "Gak kok sayang...aku baik - baik aja. Oh iya habis ini aku langsung anterin kamu pulang ya. Aku masih ada pekerjaan yang harus aku lakukan. Gapapa kan sayang?" Ujar Rafa dengan wajah yang terlihat sangat menyesal. Stella cemberut karena ucapan Rafa barusan, dia sebenarnya ingin menghabiskan waktu bersama dengan kekasihnya itu hanya saja dia tidak bisa menuntut kepada Rafa, dia tidak ingin Rafa menilainya sebagai kekasih yang tidak pengertian. "Hmm...baiklah sayang." Ujar Stella dengan berat hati. "Thankyou Baby! Aku janji kok sama kamu kalau urusan aku sudah selesai aku akan nyamperin kamu. Jangan cemberut begitu dong sayang." Ujar Rafa sambil membelai lembut wajah Stella. Rafa selalu saja punya cara untuk meluluhkan hati seorang wanita dengan sangat mudahnya. Setelahnya Rafa langsung mengantar Stella pulang. Setelah mengantar kekasihnya pulang, Rafa kembali lagi menuju tempat makannya tadi bersama dengan Stella, dia berharap akan bertemu lagi dengan wanita yang bisa membuatnya memikirkannya seperti ini tanpa henti. Akan tetapi sosok wanita itu tak kunjung muncul. Rafa sendiri tidak tau harus mencarinya kemana. Dan pada akhirnya Rafa memutuskan untuk pergi ketempat kumpul - kumpulnya bersama dengan teman - temannya. Wajah Rafa terlihat sedikit kesal dan tidak bersemangat sama sekali, tentu saja teman - temannya menyadari tentang hal aneh itu, pasalnya Rafa tidak pernah seperti ini sebelumnya.  "Lo kenapa Sob? Kenapa kita perhatiin sedari tadi wajah lo itu terus murung. Apa jangan - jangan lo di tolak sama seorang wanita ya?" Tebak teman - temannya. "Lo gila ya...ya gak lah! Gak pernah tuh dalam kamus gue, gue ditolak oleh seorang wanita manapun." Balas Rafa dengan kesalnya. "Jadi kalau bukan karena hal itu kenapa wajah lo cemberut aja?" Tanya Satria. Teman - teman Rafa yang lainnya pun menyetujui apa yang telah Satria katakan. "Iya lo kenapa sih?" Tanya yang lainnya yang sama penasarannya dengan Satria. "Kalian pernah gak ketemu seorang wanita yang tidak dikenal sama sekali tapi detak jantung kalian berdetak secara tidak beraturan? Sumpah ya ini kali pertamanya gue seperti ini. Aneh banget tau gak sih rasanya." Ujar Rafa. Teman - temannya saling menatap satu sama lain, mereka tidak menyangka kalau hati seorang Rafa bisa juga bergetar hanya karena dirinya bertemu dengan seorang wanita. Satria dan Arga saling menyenggol satu sama lain. "Jadi lo pada akhirnya mengalami hal itu? Sumpah ya kami semua kalau pria b******k kayak lo gak akan mungkin jatuh cinta. Siapa wanita yang bisa mengetarkan hati lo itu Sob?" Tanya Arga dengan sangat bersemangat. "Wah gue tersinggung nih dengan ucapan lo barusan, gue emang b******k tapi gue juga punya hati. Hmm..gue juga gak tau siapa dia, begitu gue ketemu dia gue bahkan tidak bisa berkata apa - apa lagi, bibir gue seakan terkunci begitu saja." Ujar Rafa sambil menerawang pertemuannya tadi dengan wanita yang bahkan belum diketahuinya namanya itu. Semua teman - temannya bertepuk tangan dengan apa yang barusan dikatakan oleh Rafa, "Sumpah ya ini benar- benar berita yang sangat besar! Kita semua sangat penasaran dengan wanita itu...Misalnya ini ya Sob, lo itu dikasih kesempatan untuk bertemu lagi dengan dia, apa yang bakalan lo lakukan?" Tanya Satria. "Hmm...apa ya? Mungkin gue ajak kenalan, terus gue jadikan kekasih gue lah." Jawab Rafa dengan santainya. "Nah kalau misalnya dia menolak untuk jadi kekasih lo? Apa yang akan lo lakukan?" Tanya Arga. Rafa tersenyum, "Ya gak mungkinlah ada wanita yang akan menolak gue! Lo tau kan gue gimana?" Ujar Rafa dengan sangat percaya diri. "Kita semua suka dengan rasa percaya diri lo, tapi tidak semua wanita itu sama, Sob! Kalau misalnya lo ditolak sebelum berkencan gimana?" Ujar Arga lagi. Raut wajah Rafa berubah menjadi tajam menatap sahabatnya itu, "Gue akan membuktikan kalau semua wanita itu sama aja, penilaian gue tentang wanita belum pernah berubah sampai saat ini." Ujar Rafa dengan lantangnya. "Oke oke! Santai aja Sob, gue kan hanya sekedar bertanya saja, gue percaya kok sama lo." Ujar Arga sambil merangkul sahabatnya itu lalu menepuk - nepuk bahu Rafa. "Gue santai kok Ar, jadi gimana lo sama Cindy?" Tanya Rafa sambil tersenyum mengejek. "Ya gak gimana - gimana...dia masih mikirin lo tuh." Jawab Arga dengan raut wajah yang sudah berubah ketika teringat Cindy. Suasana seketika berubah menjadi menegang, teman - teman Rafa yang lainnya belum mengetahuinya sama sekali kecuali Satria. Arga sudah menceritakan semuanya kepada Satria. "Mendingan sekarang kita merayakan atas bergetarnya hati seorang Rafa..." Ujar Satria yang merangkul kedua sahabatnya untuk memecahkan situasi yang sedang menegang itu.  "Lo benar juga Sat, oke karena hati gue saat ini sedang senang, gue akan traktir kalian semua untuk minum sepuasnya!" Teriak Rafa dengan sangat bersemangat. Semua temannya bersorak senang dengan apa yang barusan dikatakan oleh Rafa. Rafa meneguk segelas bir nya sampai habis. Pandangan entah mengapa malah melihat kearah sosok wanita yang baru saja masuk ke Cafe itu. Dia sampai merasa seperti sedang bermimpi. "Itu..itu dia Sob!" Ucap Rafa sambil menepuk - nepuk bahu Satria yang berada disampingnya. Seektika semua temannya melihat kerarah pandangan Rafa saat ini, "Itu bukannya Farasya ya?" Tatapan Rafa langsung tertuju kepada Arga, "Lo kenal Ar?" Tanya Rafa dengan selidik. Arga mengangguk dengan cepat, "Tentu saja kenal! Dia kan teman satu SMP gue dulu." Jawab Arga dengan semangat. "Oh iya?" Senyuman diwajah tampan Rafa sudah mengembang dengan sempurna. Dia merasa sangat beruntung karena salah satu teman baiknya mengenal wanita yang membuatnya sangat penasaran.  "Ini benar - benar gila! Lo tau gak sih kalau dia itu sama dengan lo, dia juga gak percaya dengan yang namanya cinta semenjak dirinya pernah di khianati oleh kekasihnya dulu. Gue tau semua cerita tentang Farasya!" Ujar Arga sambil mengeleng - gelengkan kepalanya. Mendengarkan penjelasan dari Arga membuat Rafa makin bersemangat dan penasaran dengan sosok wanita bernama Farasya itu, dia merasa tertantang bisa meluluhkan dan mendapatkannya. 'Oh jadi seperti itu...baiklah, gue akan buktikan sama kalian semua kalau gue bisa mendapatkan kamu Farasya!' Batin Rafa sambil tersenyum menyeringai. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN