Setelah ditolak mentah-mentah, Fajar sudah tidak pernah lagi membahas tentang perasaannya. Ia juga sudah tidak pernah berkata tentang harapannya mengubah status pernikahan dari sementara menjadi selamanya. Namun, meski begitu jauh di dalam hatinya, harapan itu selalu ada. Harapan yang setiap hari ia masukkan dalam doa, berharap Sandra suatu saat setuju untuk tidak bercerai. Belakangan ini pikiran Fajar terpecah. Ia berusaha mengesampingkan perasaannya dulu. Sekarang yang ada di pikirannya adalah tentang ancaman Nadia. Ia masih berpikir, kapan waktu yang tepat untuk berbicara dengan orangtuanya sekaligus orangtua Sandra? Jujur, Fajar merasa serba salah. Cepat atau lambat ia memang harus bicara, tapi rasanya berat. Fajar belum siap dengan risiko terburuknya. Jangankan berbicara dengan orang

