Dita merasakan tubuhnya melayang, melayang entah ke mana. Kakinya tidak lagi menjejak di bumi .... "Kita gak perlu ngerti semuanya. Kita cuma harus terima." Kalimat Aji berdengung di dalam kepala gadis itu. Berdengung, berulang-ulang. "Kita gak perlu ngerti semuanya. Kita cuma harus terima." "Kita gak perlu ngerti semuanya. Kita cuma harus terima." "Kita gak perlu ngerti semuanya. Kita cuma harus terima." Dita hanya harus menerima. Semuanya. Termasuk masa lalu sang kakek yang sekarang sudah jelas seperti apa. Kakeknya bukan sosok yang selama ini Dita pikirkan. Jauh sekali dari apa yang selama ini ia pikirkan. Sekali lagi, ia merasakan tubuhnya melayang, tapi pendengarannya bisa menangkap suara langkah kaki. Suara langkah kaki yang perlahan terus membersamainya. *** Aji menatap rum