Hasan menarik lenganku dengan pelan kemudian membawaku ke tempat yang agak sepi sebelum pulang ke rumahnya, dia berjanji akan melamar diriku nanti malam dan memberitahu pada kedua orang tuanya bahwa dia ingin menikahiku. Ada rasa malu, bahagia dan gelisah bercampur menjadi satu. Menjadi istri Hasan adalah impianku setelah dia berusaha keras buat meluluhkan hatiku. Dan sekarang, aku benar benar sangat mencintainya. "Sayang, mengapa kau membawaku kesini?" tanyaku bingung. "Aku ingin mencium bibir kekasihku sebelum pulang." jawabnya sambil tersenyum nakal. "Tadi malam kan sudah tampan, bahkan kau menciumi seluruh anggota tubuhku, apa kau masih belum puas?" tanyaku sambil merangkul lehernya. "Aku tidak akan pernah merasa puas jika itu tentang dirimu gadis manis" jawabnya mesra. "Hem... Ba