Dimas tidak menyangka bahwa waktu akan berjalan secepat ini. Masih teringat di ingatannya bagiamana dia berjuang dulu. Bagaimana semua orang tidak memprcayainya dan bagaimana dia harus menanggung rindu karena dipisahkan dari wanita yang paling dicintainya. Laki-laki itu tersenyum memandang wajah lelap istrinya yang selalu saja terlihat cantik. Tangannya masih mengusap-usap perut buncit yang sudah sangat membatasi gerak Dewi. Wanita itu juga kesulitan untuk tidur, tangan Dimas adalah cara paling ampuh untuk mengantarkan wanita itu ke alam mimpi. Dimas sudah tidak lagi pergi ke kantor, dia benar-benar sangat berusaha menjadi suami siaga. Tidak mau kehilangan sedikitpun moment berharga tentang penyambutan buah hatinya. Jangan ditanya seberapa rempongnya dia. Dewi sampai pasrah dan tidak ber