Cukup lama Alexandra berada di ruang ganti, memikirkan bagaimana Lucas yang begitu dikendalikan oleh Jane dan Putri wanita itu dan entah untuk apa Alexandra justru merasa penasaran, kira-kira apa yang sedang Lucas dan kedua wanita yang merupakan ibu dan anak itu lakukan saat ini.
Sungguh... Rasa sakit di hati Alexandra benar-benar meremas jantungnya. Harga dirinya benar-benar terluka dengan semua ini, tapi detik berikutnya dia justru berpikir untuk membuat sedikit keributan. Tidak perlu sampai membuat Lucas marah besar, cukup menyinggung hati kedua wanita licik itu, Jane dan putrinya.
Alexandra keluar dari ruang ganti, dan melihat jika saat ini Jane dan putrinya justru sedang dibantu oleh dua orang untuk menggunakan gaun pengantin di ruangan yang sama. Hanya di pisahkan oleh sekat korden biru tua.
Di sana Jelita sedang didandani ala princess, sementara Jane sudah mendapat riasan di wajahnya dan sedang menggunakan gaun pengantin cukup besar dan mewah. Lebih besar dari gaun yang sebelumnya Alexandra gunakan.
Sepertinya Lucas benar-benar akan mengabulkan keinginan bocah perempuan itu untuk melakukan sesi photo bertiga layaknya sebuah keluarga dan entah kenapa Alexandra merasa tidak suka. Sakit hati Alexandra.
Alexandra lantas kembali masuk ke ruang ganti, mondar-mandir untuk menenangkan perasaan cemburu juga sakit hati yang berkecamuk di dadanya, karena untuk yang kesekian kalinya Jane berhasil membuatnya sakit hati dengan mengambil waktu Lucas darinya, meski begitu Alexandra tetap tidak ingin menunjukkan rasa tidak sukanya itu di hadapan Jane , apalagi di hadapan Lucas.
Namun entah kenapa niat Alexandra yang sebelumnya ingin membuat Jane dan putrinya tersinggung dan merasa tidak nyaman seketika pudar.
Alexandra benar-benar tidak ingin menyinggung perasaan Lucas , mengingat Jane adalah teman masa kecil Lucas, dan mustahil Lucas tidak akan menyalakan Alexandra jika kedua wanita itu merasa tidak nyaman. Ini hanya akan menjadi racun dan petaka untuk Alexandra sendiri, karena sebenarnya, Alexandra sendiri tahu bahwasanya dari dulu sampai sekarang Lucas masih mencintai Jane, dan kemarin saat Lucas mendengar kabar Jane bercerai dengan suaminya, dia tidak bisa menyembunyikan ekspresi senang disorot matanya meskipun detik yang sama dia berusaha menutupi rasa senangnya itu dengan wajah dinginnya.
Saat Alexandra merasa jika Jane dan putrinya sudah selesai dengan gaun mereka, dan sudah meninggalkan ruangan ganti itu, Alexandra kembali keluar dari ruang ganti. Tidak ada orang di sana, dan sepertinya orang-orang yang sebelumnya membantunya melepas gaun pengantin itu kini beralih membantu Jane dan Putri kecilnya ke studio photo untuk melakukan photo bersama seperti keinginan bocah perempuan itu.
Alexandra benar-benar tidak bisa melawan rasa ingin tahunya, hingga meskipun dia merasa sakit hati, dia tetap melangkah ke arah studio photo, dan benar saja Alexandra melihat bagaimana senyum Lucas yang begitu lepas saat kilatan dari kamera pecah dan mengambil photo terbaik mereka.
Entah untuk kali ke berapa Alexandra harus mau mengakui bahwasanya senyum itu tidak pernah benar-benar ada untuk dirinya.
Saat bersama dia, Lucas hanya menunjukkan ekspresi datar dan dingin. Selalu seperti itu, nyaris tanpa ekspresi. Alexander pikir mungkin itu adalah karakter Lucas sendiri, akan tetapi hari ini Alexandra harusnya benar-benar membuka mata hati dan pikirannya bahwasanya Lucas tidak pernah serius menginginkan dirinya. Bahkan sekeras apapun Alexandra berusaha, Lucas tidak pernah sedikitpun tertarik padanya lalu berpaling dari Jane.
Pernikahan mereka hanya tinggal lima hari lagi, dan setelah pernikahan itu benar-benar terjadi, maka semua usaha Alexandra akan menemukan hasil yang sempurna. Kurang lebih itu adalah motivasi dan semangat Alexandra, karena sampai detik ini Alexandra masih berpikir bahwasanya Lucas akan segera jatuh cinta padanya setelah mereka resmi menjadi suami istri dan terjadi hubungan intim di antara mereka, karena biasanya hubungan intim lah yang mengikat dua orang untuk tetap bersama dan jatuh cinta secara sempurna.
Alexandra benar-benar naif. Dia hanya membayangkan sesuatu yang indah tanpa mencoba berani bertandai-andai akan sesuatu yang mungkin tidak sesuai dengan ekspektasinya, dan dia benar-benar tidak pernah berpikir bahwasanya kegagalan bisa saja terjadi.
Alexandra masih sempat berpikir positif meskipun faktanya sudah jelas terlihat di depan mata. Rasa cintanya terhadap Lucas benar-benar membuatnya buta mata juga hati, hingga dia tidak bisa membedakan mana yang tulus dan mana yang pura-pura tulus.
Demi meminimalisir rasa sakit hatinya ketika harus melihat senyum ceria ketiga orang yang saat ini sedang melakukan sesi photo, Alexandra memutuskan untuk meninggalkan tempat itu, dan kembali ke rumah. Mengingat sebelumnya Lucas tegas mengatakan jika laki-laki itu akan menemuinya sore nanti di rumah, maka saat itulah Alexandra akan menyampaikan rasa tidak nyamannya dengan keberadaan Jane juga putrinya.
Baru saja Alexandra keluar dari pintu studio photo tersebut, dia justru bertemu dengan Sky.
Entah bagaimana laki-laki itu sudah berdiri sambil menyandarkan bahunya di dinding koridor tempat itu. Senyumnya terlihat misterius saat menyapa Alexandra, dan jujur Alexandra merasa jika saat ini laki-laki syok tampan itu sedang mencibir, juga menertawakan dirinya dengan apa yang terjadi hari ini, meskipun Alexandra tidak yakin apakah Sky tahu apa yang terjadi di dalam studio tadi.
"Aku harap sesi photo prewedding Anda berjalan dengan lancar, Nona Alexandra!" ucap Sky dengan intonasi suara yang terdengar lembut juga ramah, akan tetapi Alexandra justru mengartikan sebaliknya.
Alexandra hanya bisa menunjukkan ekspresi tidak suka. Acuh dan sok jual mahal, tapi Sky sama sekali tidak tersinggung. Sky menyukai karakter wanita itu, tegas, keras, jual mahal. Sisi elegannya benar-benar terlihat kuat, dan yang membuat Sky merasa miris adalah... bagaimana mungkin wanita sekelas Alexandra bisa ditaklukkan dan dibuat tidak berdaya oleh cinta seorang Lucas Leiva yang bahkan tidak menghargainya sedikit pun.
"Kenapa? Jangan bilang Anda datang kesini hanya untuk melihat kami melakukan photo prewedding, Mr Sky!" seru Alexandra lagi tapi Sky hanya kembali tersenyum, meskipun dia juga langsung menggeleng. "Oh, kenapa aku merasa jika akhir-akhir ini Anda selalu mengikuti ku kemanapun aku melangkah?! Aku merasa selalu diawasi oleh Anda, dan..."
"Jangan terlalu keras Nona. Aku hanya kebetulan sedang ada urusan di studio sebelah. Namun tadi aku liat Lucas Leiva masuk ke ruangan ini bersama seorang wanita juga anak kecil, dan saat aku menyapanya, dia mengatakan akan melakukan photo prewedding, dan...!"
"Kau pikir aku percaya?!" potong Alexandra setelahnya dan Sky tetap hanya tersenyum.
"Aku tidak akan memaksa Anda untuk percaya Nona Alexandra, hanya satu pesanku, jika kau ingin mundur aku masih menunggumu, dan siap menjadi apapun untuk mu. Hanya saja, aku hanya ingin kau menjadi Mommy untuk satu-satunya putri yang aku miliki!" ucap Sky justru terdengar nyelekit di hati Alexandra, dan Alexandra langsung menjawab dengan kalimat yang sama menyakitkan.
"Anda mengharapkan aku untuk mundur dari rencana pernikahan ini Mr Sky? Mimpi! Aku tidak akan menikahi duda yang pernah gagal dalam pernikahan, karena itu sama artinya aku menempatkan diriku pada orang yang salah!" tolak tegas Alexandra Gottardo, karena dia sama sekali tidak berniat untuk hal itu. Tidak sama sekali.
Sky kembali tersenyum, dia menyeka kedua sudut bibirnya dengan jari-jari tangannya. Ada senyum misterius yang ikut terbit dari kedua sudut bibirnya, sorot mata itu benar-benar terlihat sangat mengerikan untuk orang yang sudah mengenal seorang Sky.
Prinsip Sky, apa yang sudah dia targetkan menjadi miliknya, harus dia dapatkan. Meskipun dia harus melakukan segala cara untuk benar-benar mendapatkannya. Harus...