Tangisnya perlahan-lahan mereda. Mrs Sarah menepuk pundaknya dan berkata," Sweety, kamu mengingatkan aku pada cucuku yang sudah meninggal akibat penyakit Leukimia yang dideritanya saat dia masih berumur 10 tahun. Dia sangat mirip sepertimu. Kamu bisa menganggapku sebagai nenekmu, kapanpun kamu mau datang, datanglah kemari. " Vania menghapus jejak air mata yang membasahi pipinya. " Terima kasih Ma'am. Maaf, tidak seharusnya aku menangis seperti ini. " "Tidak apa-apa, menangis itu bukanlah sebuah aib. Kamu boleh menangis hari ini, tapi berjanjilah esok dan seterusnya kamu harus tertawa bahagia Sweety.... " "Yes, Ma'am. " Cukup lama Vania berada disana, dia masih membantu Mrs. Sarah untuk mengembalikan buku-bukunya ke raknya semula. Dia sangat khawatir jika Mrs. Sarah akan terjatuh sa

