Vina berjalan hilir mudik di rumah kontrakan Suci. Pikirannya kacau karena terus menduga-duga hubungan antara Rajata dengan perempuan cantik tadi. Apalagi jika mengingat anak laki-laki kecil yang memanggil mommy pada wanita tersebut. Jangan-jangan anak laki-laki itu adalah anak mereka berdua. Terjebak oleh prasangkanya sendiri, Vina kian gelisah. "Lebih baik lo duduk dulu, Vin. Ini minum dulu biar hati lo adem." Suci menuntun Vina duduk di sofa. Setelahnya ia menggenggamkan segelas air dingin ke tangan Vina. Ia tidak menyangka kalau cuti yang ia ambil untuk mengajak Vina hang out akan berakhir seperti ini. "Minum, Vin. Minum. Biar hati dan kepala lo dingin dulu," desak Suci lagi. Seperti robot, Vina meneguk air dingin di dalam gelas hingga tandas. Setelahnya ia beranjak dari sofa, d