Sekitar satu bulan kemudian.... “Bagus, rupanya kamu tidak main-main dengan perkataanmu sebulan yang lalu. Kamu sungguh kembali menetap di Jakarta.” “Memangnya kapan saya main-main dengan perkataan saya, Bu? Saya tidak pernah seperti itu.” “Kamu benar juga. Putra ibu ini memang hampir tidak pernah main-main dengan perkataan. Selalu serius. Saat kamu memutuskan menetap di Bali pun awalnya ibu kira hanya lelucon, tapi ternyata sungguhan. Selamat datang kembali ya, Bagus.” “Terima kasih, Ibu.” “Tapi mana barang-barang kamu? Kenapa tidak dibawa ke sini?” “Saya memutuskan tinggal di apartemen, Bu. Ibu tidak keberatan, bukan?” Ibu Bagus tampak berpikir sejenak, sampai kemudian wanita paruh baya itu mengangguk. “Tentu Ibu tidak keberatan. Kamu tinggal di Bali saja ibu bebaskan … apalagi ka

