“Apa pria sialan itu cerita padamu tentang maternity shoot Fiona?” “Bos masih menyebut pacarku sialan?” “Pacar? Pacar kamu bilang? Aku pacarmu!” Astaga, bisa-bisanya Naily keceplosan. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk selalu menghargai perasaan Gavin jika sedang bersamanya, begitu juga ketika sedang dengan Bagus. Hanya saja, ini bukan sepenuhnya kesalahan Naily. Siapa suruh Gavin malah membahas tentang Bagus? Naily tersenyum kikuk. “Maaf, Bos. Maksudku Bagus.” “Sepertinya kamu mulai menghayati punya dua pria yang sangat mencintaimu,” sindir Gavin. “Aku udah minta maaf, Bos. Bos masih marah?” “Maunya, sih, marah. Tapi sialnya tidak bisa.” “Kenapa tidak bisa?” “Rasa marahku tidak ada apa-apanya dibandingkan perasaan cinta dan sayangku yang jauh lebih besar untukmu.” “Kal

