"Yang menyakitkan, ternyata Papi sangat mencintai Agni, orang yang mengurus hidupnya ... yang selalu memberinya harapan ... yang selalu memberinya semangat hidup. Hingga akhir hayatnya, dia meninggal di hadapan Agni. Bukan di hadapan Mami. Hati Mami begitu hancur. Tapi wajar saja, itu juga sepenuhnya bukan salah Papi atau Agni. Ada kesalahan terbesar yang Mami buat, yang tidak bisa dimaafkan Papi sepenuhnya walau beberapa kali dia meyakinkan bahwa itu adalah masa lalu Mami. Mami memiliki pria lain ketika papi jatuh sakit." Bu Mayang merapikan rambutnya yang terhembus angin. "Mami memang salah. Dan kesalahan itu membuat Papi murung hingga jatuh sakit. Dan Agnilah yang membuatnya kembali semangat hidup. Hingga bertahun-tahun. Padahal umurnya sudah tidak lama lagi. Hingga dia membuat keputu