Bab 149. Lu di Mana?

1021 Kata

Rumah Dista malam itu sudah mulai ramai dipenuhi para pelayat. Jeffrey yang tanpa disuruh dengan sigap melayani para pelayat yang kebanyakan berasal dari tetangga dekat. Wajahnya kusam, tapi tetap semangat membantu keluarga Dista yang mengalami kehilangan. Tidak lama kemudian tampak tiga kakak laki-laki Dista beserta keluarga tiba di kediaman mendiang pak Ruslan Fadhil. Ekspresi duka mendalam sangat jelas terlihat. Mereka baru saja tiba dari kota tempat tinggal mereka masing-masing, ada yang di Yogya, Malang dan juga Surabaya. Sementara itu di rumah Rara "Kamu serius nggak mau ikut melayat?" tanya Arga pada Rara yang sedang termenung membaca status grup reuni SMAnya penuh dengan kata-kata duka buat Dista. Rara menggeleng. "Nggak, Pi." "Dia sahabat terbaik kamu lo, Ra. Kamu seharusny

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN