Idris mencoba mengusir hal-hal yang mengusik pikirannya saat menyetir menuju Sudirman. Hera ternyata pergi ke kediaman orangtuanya. Padahal sebelum pergi Hera merahasiakan kepergiannya. Ketika ditanya, Hera menjawab seolah-olah dia tidak akan pergi ke sana. Ada apa dengan Hera, pikirnya. Karena nada suara Mama mertuanya saat menyuruhnya menyusul Hera ke apartemennya terdengar seperti menyembunyikan sesuatu. Satu jam kemudian, galaunya lumayan berkurang ketika pintu apartemen mertuanya terbuka setelah dia mengetuk pelan. "Masuk, Id." Tata mempersilakan menantunya masuk ke apartemennya. Dia tersenyum melihat wajah bingung Idris. Ah begini rasanya memiliki menantu. Lucu juga. Sebelumnya dia menghadapi Hera yang galau, kini melihat menantunya kebingungan. Ingin segera mereka sayang-sayang