Tata tersenyum bangga mengamati Hera. Hera dewasa sebelum waktunya. Dia masih hafal kata-kata bijak yang meluncur dari mulut mungil Hera saat mencurahkan hatinya mengenai hubungan percintaannya dengan Idris. Lalu dia lirik wajah suaminya yang masih saja melayani celoteh Hera. Tata tertawa kecil menyadari bahwa Hera benar-benar 'cetakan' papanya yang unggul. Sikap dan gestur tubuh keduanya persis sama. Tata kini teringat akan Mama mertuanya. Kamu sangat mirip eyangmu, batin Tata bangga. "Kita ke apartemen Eyang yuk?" ajak Tata ketika Hera mengakhiri celotehnya. "Yuk, Ma. Mauuuuu," sorak Hera gembira. Dia kepalkan dua tangannya seakan tidak sabar lagi ingin mengunjungi eyangnya. Tiba-tiba ada yang menegur mereka. Sosok yang sangat mereka kenal. "Hai." Hera dan Tata terkesiap. Igor berd