Memakan Bibir

1477 Kata

Ketika Prabu kembali ke mobil, langkahnya terhenti sejenak. Ia mendapati Rania sudah duduk di kursi depan, di samping kemudi. Namun yang mengejutkan—Daisy kini terjaga, meringkuk diam dalam pelukan perempuan itu. “Loh? Ade kok bangun? Kenapa tidurnya di situ? Ayok pindah ke belakang lagi,” ucap Prabu pelan. “Gak papa. Biarin gini,” sahut Rania datar, menatap lurus ke depan. Tangannya memeluk erat tubuh kecil Daisy, seolah sedang menggenggam sesuatu yang hampir hilang. “Nanti kamu berat, Ra, dia udah gede ha—” “Saya yang minta, Pak. Biarin aja,” potongnya cepat. Suaranya rendah, nyaris tanpa emosi, tapi cukup kuat untuk membuat Prabu berhenti bicara. Ia hanya mengangguk, menyerah, dan masuk ke kursinya. Mesin dinyalakan, mobil melaju pelan, meninggalkan parkiran kebun binatang yang mul

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN