Malam itu, angin lembut Queensland meniupkan aroma segar dari pantai yang terhampar di kejauhan. Balkon suite hotel mereka diterangi cahaya remang lilin, membuat suasana semakin romantis. Zara berdiri memandangi langit bertabur bintang. Begitu pun Davendra berdiri di sampingnya, tatapannya lembut namun penuh arti, usai mereka berciuman panas. "Sayang," panggilnya dengan suara berat namun lembut, membuat wanita itu menoleh. "Terima kasih sudah memberiku kesempatan mencintaimu, meski selama ini aku tahu mungkin aku bukan pria yang sempurna." Zara tersenyum kecil. "Kak Dave sudah berusaha dengan sangat keras, Davendra. Aku tahu ... aku tahu aku sulit, tapi Kak Dave tidak pernah menyerah untuk meyakinkan aku." Tatapan pria itu begitu dalam, seperti mengunci mata Zara pada miliknya. "Aku tid