Bab 17. Perasaan Yang Berat

1128 Kata

Satu jam yang lalu Davendra merenung di kamarnya seorang diri, mencerna ucapan Meyda, sementara Reza sudah beristirahat di kamarnya sendiri sejak tadi. Hati yang gundah membuat ia gelisah tak menentu. Lantas, ia memutuskan untuk ke coffe shop di bawah, maksud hati ingin membeli minuman yang bisa membuat hatinya tenang. Namun, yang ia dapati melihat kedua orang tuanya bersama sopir keluarga menenteng begitu banyak kantong yang berisikan mainan anak-anak. Hal ini sangat jarang Davendra lihat, kecuali ada anak kerabat keluarga dekatnya ulang tahun, maka Meyda biasanya akan membelikan mainan mahal. “Ini, mainan buat siapa, Mah?” tanya Davendra penasaran. Memangnya dalam waktu dekat ini ada kerabat yang ulang tahun. “Siapa yang ulang tahun, Mah? Kenapa beli di Bandung? Di Jakarta juga banyak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN